Ramadan akan segera pergi, tidak tersisa kecuali tinggal sesaat, maka siapapun diantara kita yang telah berbuat kebaikan di dalamnya hendaklah ditingkatkan dan disempurnakan pasca ramadan nanti, dan siapapun diantara kita yang sempat lalai menyianyiakan ramadan hendaklah mengakhiri ramadan dengan baik dan memperbanyak taubat kepada Allah swt. Hari ini, adalah penghujung ibadah shaum, artinya kita memasuki lap atau putaran terakhir menuju finis, untuk itu setidaknya ada 3 hal yang harus kita lakukan:
1. Memperbanyak Taubat
Boleh jadi selama ramadan kita terlalu sibuk dengan aktivitas dan rutinitas duniawi, sehingga ibadah dan taqarrub kepada Allah swt. Tidak totalitas. Padahal, melalui bulan ramadan Allah swt. Membuka lebar kesempatan untuk mendulang pahala dan ampunan-Nya. Oleh karenanya, bagi orang yang lalai dari taqorrun dan istighfar kepada Allah swt. Dikecam keras, sebagaimana dikisahkan dalam hadits ketika malaikat mendo’akan kecelakaan, yang diamini oleh Nabi saw. Do’a malaikat itu diantaranya ialah,
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“ Celakalah seseorang, ketika bulan ramadan menemuinya kemudian ia pergi sebelum orang tersebut diampuni dosa-dosanya” (HR. At-Tirmidzi)
Bagaimana mendapat ampunan Allah jika kita lalai dari istighfar?! Bagaimana layak memperoleh ampunan-Nya sedangkan kita masih dalam keadaan lalai dari dzikrullah (mengingat Allah) Apalagi sambil bermaksiat kepada-Nya.
Oleh alasan itu, selaiknya kita memperbanyak istighfar di penghujung ramadan ini, memohon ampunan-Nya dan menyesali kelalaian kita seandainya selama ramadan tidak maksimal.
2. Memunculkan rasa khawatir dan takut bahwa amal sholeh yang telah dikerjakan selama ramadan tidak diterima Allah SWT
Berkaitan dengan hal di atas, ada satu kebiasaan para sahabat, apabila mereka telah selesai melakukan suatu amalan hati mereka gelisah dan khawatir kalaulah amalan mereka tidak diterima Allah swt., dalam HR. Tirmidzi dan Ahmad, ketakutan dan kekhawatiran mereka terekam dalam Q.S Al-Mu’minun: 60
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan orang-orang yang memberikan sesuatu yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (Qs. Al-Mu’minun: 60)
Aisyah bertanya, “wahai Rasulullah, orang-orang yang memberikan sesuatu yang telah mereka berikan (org yg telah melakukan suatu amalan) dengan hati yang takut; apakah mereka itu orang yang mencuri, berzina, minum khamr, kemudian mereka takut kepada Allah?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak, wahai putri Abu Bakar. Mereka adalah orang yang shalat, berpuasa, bersedekah, namun mereka takut amal mereka tidak diterima.”
Artinya, sekarang yang penting bagi kita selain memperbanyak taubat, yaitu ”memastikan” semua amal yang telah kita lakukan itu diterima Allah Swt. Sebab, bila kita perasaan tersebut insya Allah kita akan berusaha menghindari berbagai hal; perkataan, perbuatan dan sikap yang akan menggugurkan dan merusak pahala amal-amal yang telah dikerjakan dan senantiasa memohon kepada Allah swt. Agar amal kita diterima, serta muncul perasaan ingin melakukan amal yang lebih baik dari amal-amal sebelumnya.
3. Merencanakan keberlanjutan amal sholeh setelah ramadan pergi
Ketika bulan ramadan pergi, bukan artinya ‘amal sholih dan kebiasaan baik kita ikut selesai dan berhenti, justeru pasca ramadhan keberhasilan dan kesuksesan ibadah-ibadah kita akan terlihat dan teruji. Karena Keberlanjutan amal sholeh itu amat sangat allah cintai dan berhenti dari kebiasaan amal sholeh tidak Allah sukai.
أَحَبُ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu meski sedikit.” (HR Muslim)
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari)
Oleh karenanya, sangat penting memperhatikan ketiga hal di atas agar ketika ramadan pergi, kita tidak termasuk orang-orang yang celaka. Na’udzu billah tsumma na’udzu billah.
Penulis : Ust. Aldi Rifki Maulana, S.Ag.